Sabtu, 20 April 2013

YOGYAKARTA: RANAH SEJUTA IDE BISNIS



Yogyakarta, Tujuan Favorit Para “Pelancong” dan “Pelajar”

Yogyakarta, dikenal dengan banyak istilah. Mulai dari kota pelajar, kota budaya, kota wisata hingga kota kuliner. Ini terbukti dengan banyaknya sekolah, madrasah, pondok pesantren dan perguruan tinggi baik swasta maupun negeri di kota itu. Pada tahun 2010 terdapat 1065 institusi pendidikan dari tingkat taman kanak-kanak (TK) hingga perguruan tinggi (PT). Jumlah guru maupun dosen yang mengajar mencapai 14493 orang pada tahun 2010. Jumlah peserta didik mulai dari siswa TK hingga mahasiswa di PT adalah 137949 jiwa. Khusus untuk mahasiswa, dari sejumlah 42629 orang, sebagian besar adalah mahasiswa luar yang tinggal baik indekos, kontrak, maupun membeli rumah di Kota Yogyakarta. Pada masa-masa tahun ajaran baru, jumlah pendatang di Yogyakarta meningkat drastis dan stabil kembali pada saat masa perkualian berjalan. Hal ini menunjukkan animo calon mahasiswa maupun orang tua mahasiswa untuk menyekolahkan anaknya ke Yogyakarta masih tinggi.

Selain itu, Yogyakarta menyimpan ratusan tempat wisata, baik wisata alam (pantai, pegunungan, goa, air terjun, kebun buah dan desa wisata), wisata peninggalan sejarah seperti museum Monumen Jogja Kembali (MONJALI), museum Afandi (seni lukis), museum Penerbangan dan masih banyak lagi. Tidak ketinggalan, situs-situs sejarah peninggalan kejayaan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat seperti TUGU, Kraton, Taman Sari, Kandang Menjangan menunjukkan betapa indah dan layak dikunjungi. Tidak salah kalau setiap musim liburan, ribuan bahkan ratusan ribu pelancong datang ke Yogyakarta.

Yogyakarta merupakan destinasi pariwisata kedua di Indonesia setelah Bali. Obyek wisata yang biasa dikunjungi oleh wisatawanasing maupun domestik sangat beragam dan jumlahnya mencapai 23 tempat dengan pengunjung pada tahun 2006 sebanyak 654.502 orang. Kondisi ini menurun 54,61% dibanding dengan pengunjung pada tahun 2005 yang mencapai 1.442.405 orang. Dari data yang didapat, ada sekitar 233.458 wisatawan yang menginap di hotel berbintang maupun hotel kelas melati. Sebanyak 219.368 orang adalah wisatawan lokal, dan sisanya sebanyak 14.090 orang merupakan wisatawan asing. Sebuah nilai fantastis yang tidak bisa dipandang sebelah mata.

Ladang Bisnis Potensial: Memanfaatkan Peluang

Lalu, bagaimana dengan pertumbuhan sektor bisnis di Kota Gudeg tersebut? seiring dengan banyaknya populasi, tentu kebutuhan pun meningkat. Inilah yang banyak dimanfaatkan oleh “pembaca peluang” untuk menjalankan bisnisnya. Dengan potensi besar yang dimiliki, hampir setiap usaha (yang ditekuni ddan dikelola dengan baik) berkembang pesat. Saya berani katakan bahwa semua jenis usaha ada di Jogja. Mulai dari percetakan dan penerbitan, Jogja punya LkiS, Pustaka Pesantren, Pro-U, Al-Barokah, Campusiana dan masih ada ratusan lainnya. Jasa Laundry yang begitu menjamur di Jogja, dimanfaatkan untuk memfailitasi orang-orang yang “tidak sempat” mencuci dan menyetrika pakaian mereka. Dari yang kelas kecil dengan harga Rp. 2.000 hingga kelas atas dengan pangsa pasar hotel-hotel berbintang. Sebut saja MELIA LAUNDRY dan SIMPLY FRESH yang memiliki ratusan cabang di seluruh Indonesia.  

contoh outlet SIMPLY FRESH Laundry

Warung BRUJO (Bubur Kacang Ijo) komunitas Pedagang Indomie Rebus (PIR Jogja)

Anak-anak sedang berada di ANGKRINGAN
Belum lagi kuliner, usaha makanan begitu marak. Hampir di setiap sudut jalan kita bisa temukan warung panganan. Mulai dari ANGKRINGAN khas Jogja, Kedai Bakmi, Warung Burjo komunitas Sunda, pedagang Bakso, Cimol, Warung Nasi Padang, Penjual Sate, Nasi Goreng, Warung dan Kedai Kopi ala mahasiswa menjamur dimana-mana. Bisnis kuliner seolah “tak ada matinya”. Semua jenis wirausaha dapat besar dan berkembang dengan syarat; 1. Melihat pangsa pasar, 2. Managemen dan pengelolaan yang baik, 3. Inovasi dan kreatifitas juga harus selalu diupdate.

Dengan alasan inilah mengapa kami berani untuk memfasilitasi ide-ide cemerlang yang para (calon) pengusaha Jogja untuk dikembangkan. Saya pernah berpikir dan menghayal: “seandainya saya punya uang banyak, akan saya gunakan untuk modal ide-ide tersebut”. Namun, itu semua baru sebatas angan, karena faktanya saya belum “kaya” seperti impian tersebut. hehehehe...

SALAM BLOGGER...!!!!



2 komentar:

  1. setuju sekali, kayaknya cocok ditambahkan julukan jogja kota pengusaha...semoga semakin istimewa

    PSC Indonesia - Jasa Pembuatan Website Murah Jogja
    www.pscindonesia.com

    BalasHapus